Rabu, 14 November 2018

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

Nama : Freiska Naedyla
NPM : 12215780
Kelas : 4EA36

PT. GAJAH TUNGGAL TBk

“Perusahaan Lokal yang mengGlobal”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG
Pada tahun 1970-an, ekonomi Jepang mulai berkembang dengan pesat. Perusahaan-perusahaan Jepang, khusunya dalam bidang idustri ekonomi, melihat kawasan Asia Tenggara sebagai pangsa pasar untuk menyebarkan produk-produknya. Meskipun demikian, Indonesia menerapkan kebijakan subtitusi impor untuk melindungi basis industrinya yang masih muda. Perusahaan-perusahaan asing yang ingin masuk ke pasar Indonesia  harus menempatkan partner lokal yang merancang operasi perakitan di Indonesia.
Ketika pulang dari tugas di Inggris, Sjamsul Nursalim memikul tanggung jawab dari ayahnya untuk menjalankan bisnis penjualan karet keluarga, pada tahun 1965 di Sumatera. Dia mengerti pentingnya kualitas pada pasar dunia, perusahaan tersebut telah mengekspor karet mentah ke Amerika Serikat dan Jepang tahun 1950-an. Pada tahun 1969, Sjamsul menggerakkan operasinya ke Jakarta dan bergabung dengan sebuah pabrik ban kecil NV Hock Thay Hin pada tahun 1951, yang merupakan perusahaan yang memproduksi ban domestik untuk ban becak dan sepeda. Lalu perusahaan mengubah namanya menjadi Gajah Tunggal tahun 1961, ketika Sjamsul mengambil alih perusahaan yang memproduksi merek ban becak yang popular di Indonesia tersebut.
Perekonomian pada masa orde baru tahun 1966, telah menggerakkan dan meluncurkan perubahan ekonomi di Indonesia, yang berarti akan lbih banyak lagi sepeda motor dan mobil. Sjamsul memutuskan bahwa masa depan gadjah tunggal terletak pada pembuatan ban kendaraan bermotor.
Sjamsul dan perusahaannya hanya mengetahui sedikit mengenai pembuatan ban kndaraan bermotor. Kekuatan dan standar kualitas untuk ban kendaraan bermotor adalah jauh lebih tinggi dibanding untuk ban becak.
Gajah Tunggal memiliki suatu yang bias ditawarkan pada perusahaan-perusahaan Jepang yang ingin menjual ban di Indonesia. Pada tahun 1970, Gadjah Tunggal mulai memproduksi ban kendaraan bermotor dibawah kesepakatan bantuan teknis dengan Inour Rubber Company (IRC), perusahaan ban sepeda motor terbesar di Jepang. Pada tahun 1972, IRC memberi kekuasaan pada Gajah Tunggal untuk memproduksi 118.500 ban sepeda motor pertahun. Kekuatan produksi meningkat menjadi 1,9 juta pada tahun 1978 yang mengharuskan gerakan ke sebuah perusahaan baru.
Pabrik yang baru menjadikan Sjamsul untuk mulai bergerak pada tujuan utamanya yaitu pembuatan ban mobil.  Tetapi dia harus bergerak perlahan karena transisi pada pembuatan ban mobil akan sulit. Masuk pasar harus kuat karena goodyear dan bridgestone merupakan perusahaan ban dibawah lisensi dari B.F Goodrich, yaitu  perusahaan ban utama di Amerika. Dealer dan konsumen sudah mengena goodyear dan bridgestone sebagai ban yang bagus untuk kendaraan mobil. Sedangkan nama gadjah tunggal terkenal sebagai ban becak.
Jepang menawarkan bantuan teknis pada tahun 1980 dengan persetujuan Yokohama Rubber Co. (YTC), produsen ban truk dan bus yang paling besar di Jepang. Pada tahun 1988, Gadjah Tunggal mendapatkan suatu segmen yang penting dari pasar ban Indonesia dengan reputasi bagus pada harga yang rendah.
Gajah Tunggal telah sukses menjual ban biasa yang harganya relatif rendah. Proses produksi Gadjah Tunggal di masa lalu adalah ketinggalan zaman, sehingga tidak menghasilkan ban radial berkualitas tinggi yang direkomondasikan unutk digunakan pada sedan baru.
Penjualan mobil jatuh tajam pada tahun 1992 karena mahalnya harga mobil sedan. Tingginya harga sedan sebagian besar karena tingginya impor dan pajak barang mewah. Sebagian lagi, kendaraan penumpang yang paling laris di Indonesia adalah Toyota dan Kijang, sebuah minibus tinggi chassis pada bawah truk yang ringan. Daihatsu, Suzuki, Mitsubishi dan isuzu menjual kendaraan serupa. Sistem suspense truk yang ringan tidak memerlukan ban radial berkulitas tinggi.
Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana pada tahun 1993 untuk secara berangsur-angsur menderegulasi industri mobil pada jangka panjang dan tenaga ahli mngharapkan pnjualan sedan penumpang ditingkatkan.
Dengan bantuan teknis dari Yokohama Tire Company (YTC), Gajah Tunggal melengkapi instalasi permesinan terbaru untuk menghasilkan ban radial di dalam tahun 1993. Tujuannya adalah meningkatkan produksi sampai 900.000 ban radial pertahun, sekitar 33% dari total produksi.

1.2   VISI DAN MISI PT.GAJAH TUNGGAL
·         V I S I
Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global.
·         MISI
Menjadi produsen yang memimpin dan terpercaya sebuah portfolio produk ban yang optimal, dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang unggul di saat yang sama terus meningkatkan ekuitas merek produk kami, melaksanakan tanggung jawab sosial kami, dan memberikan profitabilitas/hasil investasi kepada para pemegang saham serta nilai tambah untuk semua stakeholder perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  SEJARAH
Didirikan pada tahun 1951, PT Gajah Tunggal Tbk. memulai produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan tumbuh menjadi produsen ban terpadu terbesar di Asia Tenggara.
Perusahaan memperluas produksi dengan membuat variasi produk melalui produksi ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bias untuk mobil penumpang dan niaga di tahun 1981. Awal tahun 90-an, Perusahaan mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk.
Pada tahun 1951, PT Gajah Tunggal didirikan untuk memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda.
Pada tahun 1973, persetujuan bantuan teknik ditandatangani dengan Inoue Rubber Company, Jepang untuk memproduksi ban sepeda motor.
Pada tahun 1981,perusahaan mulai memproduksi ban bias untuk kendaraan penumpang dan niaga dengan bantuan teknik dari Yokohama Rubber Company, Jepang.
Pada tahun ,1991 PT Gajah Tunggal Tbk mengakuisisi GT Petrochem Industries, sebuah produsen kain ban (TC) dan benang nilon.
Pada tahun 1993,perusahaan mulai memproduksi secara komersial ban radial untuk mobil penumpang dan truk ringan.
Pada tahun 1995, PT Gajah Tunggal Tbk mengakuisisi Langgeng Baja Pratama (LBP), produsen kawat baja.
Tahun 1996, PT Gajah Tunggal Tbk mengakuisisi Meshindo Alloy Wheel Corporation, produsen velg aluminium terbesar kedua di Indonesia. PT GT Petrochem Industries, anak perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk, memperluas lingkup operasinya dengan memproduksi karet sintetis, etilena glikol, benang poliester dan serat poliester.
Pada tahun 2001 Perusahaan membuat perjanjian produksi dengan Nokian Tyres Group, sebuah perusahaan manufaktur ban terkemuka yang berbasis di Finlandia, untuk memproduksi beberapa jenis ban mobil penumpang, termasuk ban untuk musim dingin (salju), untuk pasar di luar Indonesia.
Tahun 2002 ,PT Gajah Tunggal Tbk menyelesaikan restrukturisasinya karena timbulnya krisis keuangan Asia, yang memungkinkan perusahaan untuk menurunkan beban hutangnya lebih dari US$ 200 juta dan mengkonversi hutang ke FRN.
Tahun 2004,selesainya restrukturisasi Perusahaan dengan terlaksananya dekonsolidasi laporan keuangan Perusahaan dengan PT GT Petrochem Industries dan pada saat bersamaan mengakuisisi aset TC and SBR.Divestasi saham Langgeng Bajapratama yang merupakan produsen kawat baja. Dimulainya perjanjian off-take dengan Michelin yang mana Gajah Tunggal akan memproduksi 5 juta ban per tahun untuk Michelin untuk pasar ekspor hingga tahun 2010. Peluncuran gerai-gerai TireZone.
Pada tahun 2005 ,Perusahaan menerbitkan Obligasi Global senilai US$ 325 juta.Dana hasil dari obligasi tersebut digunakan untuk membeli kembali sejumlah wesel bayar dan untuk membiayai ekspansi perusahaan.Divestasi saham Meshindo Alloy Wheel yang merupakan produsen velg aluminium. Dimulainya produksi ban untuk Michelin melalui program off-take.
Tahun 2007, Tambahan dana sebesar US$ 95 juta berasal dari penawaran tambahan obligasi global untuk membiayai ekspansi yang sedang berjalan dan untuk pengeluaran modal guna membiayai riset dan pengembangan produk baru. Perusahaan juga kembali memasuki pasar modal dengan melakukan emisi saham dengan perbandingan 10:1 dengan nilai emisi sebesar Rp 158,4 milyar (sekitar US$ 17 juta) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
Tahun 2009 Perusahaan berhasil menyelesaikan penawaran pertukaran terhadap obligasi yang belum dibayarkan. Gajah Tunggal juga merupakan penerima beberapa penghargaan, sebagian besar penghargaan ‘Anugerah Produk Asli Indonesia. Tahun 2009 dari Bisnis Indonesia. Perusahaan juga menerima sertifikasi ISO 14001 untuk sistem manajemennya.
Tahun 2010,Peluncuran Champiro Eco, ban Indonesia pertama yang ramah lingkungan, oleh Menteri Perdagangan ibu Mari Pangestu.

2.2  PROFIL PERUSAHAAN
a.      PT. GAJAH TUNGGAL,Tbk

PT. Gajah Tunggal,Tbk yang memliki brand produk "A Leading Tire Manufacturer in South East Asia" merupakan produsen ban dalam urutan 20 besar di dunia yang memproduksi ban mencangkup wilayah Asia Tenggara dan masuk dalam 20 besar produsen ban di dunia. Perusahaan Gadjah Tunggal didirikan pada tahun 1951 dengan pabrik ban sepeda, dan perusahaan mulai melakukan ekspansi dengan meningkatkan kemampuan dan pertama mendiversifikasi ban motor dan ban untuk alat transportasi umum.

b.      PABRIK KELAS DUNIA
Perusahaan terus-menerus meningkatkan kualitas produk. Hal ini terlihat dari pencapaian perusahaan dalam memperoleh ISO 9002 untuk kualitas produksi ban radial pada tahun 1995. pada tahun 1997 pabrik ban radial memproleh sertifikasi ISO 9001 untuk kualitas desain pengembangan dan sistem instalansi. Pada tahun 2002 Gajah Tunggal memperoleh sertifikasi dalam industri otomotif, di ISO 9000 dari TUY Internasional. Dan pada tahun 2004 perusahaan memperoleh ISO/TS 16949 yang merupakan afgret dengan QS 9000, perusahaan juga memperoleh sertifikasi kualitas dari berbagai Negara termasuk E-Mark dari komunitas Negara-negara eropa. Perusahaan sekarang ini mengoprasikan 5 pabrik ban yang memproduksi bermacam-macam tipe dan ukuran ban dari radial, bias, ban sepeda motor dan 2 pabrik yang berhubungan dengan ban.

c.       PERUSAHAAN MANUFAKTUR BAN YANG TERINTEGRASI
Perusahaan terus mengurangi biaya produksi dengan melakukan strategi integrasi vertikal dimana perusahaan mengakuisisi aset yang memproduksi bahan baku kunci. Perusahaan itu telah mengintegrasi asset yang memproduksi cord ban dan karet sintetis untuk mensuplai bahan baku dalam operasi pembuatan ban. Sekitar separuh dari produksi cord ban dan karet sintetis di gunakan dalam produksi GT ban, separuhnya dijual ke pihak lain. Kontrol perusahaan terhadap pabrik karet sintesisnus dan merupakan satu-satunya produsen SBR di Indonesia. Dan cord ban perusahaan menyebabkan perusahaan memperoleh prioritas suplai sehingga menyebabkan prusahaan dapat meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan biaya.

d.        JARINGAN DISTRIBUSI GLOBAL
Perusahaan telah meningkatkan jaringan domestik dan internasional. produk dari Gajah Tunggal di pasarkan di lebih dari 100 negara dan dapat dibeli di lebih dari 5000 outlet retailer di seluruh dunia.
Gajah tunggal melakukan jaringan penjualan dan distribusi yang efektif, yaitu:
§  Distributor GT telah mendistribusikan produk Perusahaan rata-rata lebih dari 20 tahun
§  Perusahaan memiliki lebih dari 75 distributor di seluruh dunia
§  Sebagai tambahan, GT telah menjual ban di 8 gerai CARREFOUR di Indonesia dan produk GT juga
§  tersedia 30 gerai ritel di 16 kota di seluruh Indonesia dengan nama TireZone.
§  Perusahaan memliki sumber daya pemasaran yang berdedikasi tinggi (rata-rata sudah 8 tahun bekerja di GT).

e.         STRUKTUR KORPORASI
Gajah Tunggal adalah sebuah pabrik ban kelas dunia, tetap melakukan peningkatan kualitas produksi untuk bersaing dengan mengimplementasikan strategi. Gajah Tunggal berkonsentrasi pada keuntungan dengan melakukan integrasi vertikal dengan adanya sinergi aktivitasnya. Perusahaan juga mulai menggunakan teknologi yang lebih modern dan memperluas operasi internasionalnya. Gajah Tunggal menggunakan strategi harga rendah dengan melakukan intergrasi vertikal dalam operasinya.
Gambar 3.1 Integrasi Vertikal dan Diversifikasi (2007)
2.3  Tinjauan licensing pada PT. Gajah Tunggal Tbk.
Pada bulan Mei 2004, Gajah Tunggal melakukan kerjasama bisnis yang berfokus pada pembuatan ban mobil penumpang untuk pasar dengan Michelin, salah satu perusahaan ban terkemuka di dunia yang juga merupakan pemegang saham baru Perusahaan dan memiliki 10% saham Perusahaan. Melalui perjanjian off-take, Gajah Tunggal setuju untuk memproduksi beberapa merk ban dalam group Michelin, namun tidak termasuk merk Michelin, untuk pasar di luar Indonesia. Berdasarkan perjanjian distribusi, Michelin akan mendistribusikan ban-ban Michelin & BF Goodrich melalui jaringan distribusi Perusahaan di Indonesia. Gajah Tunggal juga melaksanakan kerjasama lisensi dengan Inoue Rubber Company (IRC), perusahaan ban sepeda motor terkemuka di Jepang, untuk memproduksi dan menjual ban sepeda motor dengan merek IRC di Indonesia sejak tahun 1973.
Pada akhir 2004 perusahaan mempunyai 10.521 pegawai dimana sebelumnya pada tahun 2003 perusahaan mempunyai 15.049 pegawai dari 10.521 pegawai, 8.159 bekerja di divisi ban, 1.250 bekerja di divisi cord ban, 340 di divisi karet sintetik, 722 di PT. Meshindo Alloy Wheell.

2.4    Tinjauan investment pada PT. Gajah Tunggal Tbk.
Produsen ban PT. Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) akan membangun pabrik ban radial dan ban sepeda motor dalam kurun waktu tiga tahun ini. Nilai investasi masing-masing pabrik sebesar US$100 juta dan US$70 juta. Pembangunan pabrik baru ini, seiring dengan meningkatnya permintaan dan adanya capacity demand dari Michelin dan GT. Perseroan menargetkan kapasitas produksi setelah adanya pabrik baru untuk ban radial akan naik 50% menjadi 45 ribu ban per hari pada akhir tahun 2008. sedangkan kapasitas produksi ban sepeda motor tahun 2009 akan menjadi 105 ribu ban dan 155 ribu ban per hari.
Gajah Tunggal merupakan produsen ban terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Tiga produk utama perseroan adalah ban radial, ban bias, dan ban sepeda motor, untuk kendaraan penumpang, bus, truk, dan sepeda motor. Kapasitas produksi saat ini ban radial 30ribu ban per hari, ban sepeda motor 37 ribu ban per hari dan ban bias 12 ribu ban per hari. Secara rata-rata pangsa pasar Gajah Tunggal adalah 18% ban radial, 58% ban sepeda motor dan 37%ban bias.
Dana pengembangan pabrik tersebut diambil dari hasil penerbitan obligasi yang dilakukan pada juli lalu sebesar US$325 juta. Obligasi ini memberikan tingkat kupon bunga sebesar 10.25% per  tahun dengan jangka waktu lima tahun yang akan jatuh tempo pada 2010.
Obligasi ini dikeluarkan anak usaha Gajah Tunggal yang ada di Belanda dengan di jamin oleh induk perusahaan. Dana dari hasil penerbitan obligasi sebesar US$220 juta ini di gunakan untuk melunasi sebagian floating rate note (FRN) dan sisanya untuk ekspansi usaha.
Komposisi pemegang saham perseroan ini adalah Garibaldi Venture Fund ltd sebesar 43.6%, Global Union Fiber Investment Ltd sebesar 11%, Compagnie Financiere Michelin sebesar 10%, dan publik 35.4%.

2.5    Tinjauan Strategic Alliances pada PT. Gajah Tunggal Tbk.
Perusahaan Gajah Tunggal merupakan produsen ban yang dikontrak oleh beberapa perusahaan ban terkemuka di dunia. Gajah Tunggal pernah memproduksi ban bagi perusahaan-perusahaan ban terkemuka seperti Yohohama dan Pirelli. Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, kontrak-kontrak ini telah dihentikan pada tahun 1995 dan tahun 2001. Sejak tahun 2001 Gajah Tunggal melakukan kerjasama produksi dengan Nokian Tyres Group, sebuah Perusahaan ban terkemuka dari Finlandia, untuk memproduksi ban mobil berpenumpang, termasuk ban musim dingin (salju), untuk pasar di luar Indonesia.

2.6    Tinjauan Market Expansion Strategy pada PT. Gajah Tunggal Tbk.
Gajah Tunggal memang sudah menjadi perusahaan taraf Internasional, bukan saja karena jumlah ekspor perusahaan yang mencapai 46 persen dari total penjualan perusahaan pada tahun 2007, tapi juga karena berbagai standarisasi dan sertifikasi internasional yang berhasil diperolehnya, antara lain: E-Mark (Eropa), TUV CERT (Jerman), BPS (Filipina), Inmetro (Brazil), PAI (Kuwait), SASO (Arab Saudi), dan BVQI (Kolumbia). Ini tentunya mempermudah GJTL untuk menembus pasar internasional, terutama Eropa, yang sangat ketat dalam hal standarisasi produk.
Karena itu, kalau kita melakukan search di google.com (bukan yang versi Indonesia) dengan keyword “GT Radial”, kebanyakan hasil di halaman utama adalah mengenai penggunaan ban merek ini di negara-negara seperti Australia, Kanada, dan Inggris. Memang produk ini cukup dikenal sebagai sebagai ban pilihan untuk pembeli yang value oriented di berbagai negara. Beberapa masyarakat Indonesia pun mungkin awalnya juga tidak menyangka kalau merek ini berasal dari Indonesia, sebelum menyadari bahwa GT adalah singkatan dari Gajah Tunggal.
Dengan kemampuan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar internasional, Gajah Tunggal berhasil mendapatkan kepercayaan dari merek-merek luar negeri yang ingin melakukan produksi ban di Indonesia. Dua perusahaan yang dulu pernah bekerja sama adalah Pirelli (hingga 2001) dan Yokohama (hingga 1995). Sedangkan perusahaan dunia yang kini masih mempercayai Gajah Tunggal untuk produksi merek ban mereka adalah Nokian sejak 2001 dan Michelin sejak 2004. Kepercayaan Michelin yang tinggi terhadap Gajah Tunggal mungkin dapat dilihat dari volume produksi yang dilakukan. Tahun 2007, Gajah Tunggal memproduksi sekitar 2,1 juta ban untuk mereka, dengan target kedepan sebesar 5 juta ban per tahun pada tahun 2010.
Demi untuk mendukung berbagai kerjasama external ini mungkin alasan mengapa Gajah Tunggal mulai melakukan langkah ekspansi pada tahun 2005. Target perusahaan adalah meningkatkan kapasitas produksi ban radial menjadi 45.000 ban per hari dari 30.000 perhari saat ini, dan kapasitas produksi ban sepeda motor menjadi 105.000 ban per hari dari sekitar 40.000 per hari saat ini.
Dengan kekuatan ini, ditambah pengalaman selama 30 tahun di industri ban, serta didukung lebih dari 10 ribu karyawan, Gajah Tunggal memang bisa dikatakan sebagai salah satu raksasa industri ban di Indonesia. Tapi tentunya perusahaan tetap ingin memperkuat posisinya, terutama di pasar dimana mereka masih belum menjadi pemain yang kuat. Salah satunya adalah pasar replacement tire ban radial, dimana Gajah Tunggal baru memegang sekitar 20 persen pangsa pasar.
Upaya Gajah Tunggal untuk meningkatkan pasar ban radial domestik adalah dengan mengembangkan Tirezone. Gerai retail ban yang juga menawarkan pelayanan modern ini berfungsi sebagai outlet produk GT Radial, Michelin, dan juga BF Goodrich. Tirezone kini memiliki 30 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Tirezone adalah buah kerjasama dengan Michelin yang notabene memiliki 10 persen dari saham Gajah Tunggal.
Dengan mampu terus berkembang memasuki pasar yang potensial ke depan, seperti pasar replacement tire ban radial dan juga pasar OEM, didukung dengan kerjasama yang kuat dengan berbagai perusahaan kelas dunia, Gajah Tunggal akan berkembang menjadi salah satu produsen ban yang diperhitungkan tidak hanya di Indonesia, ataupun Asia, tapi juga di dunia.

2.7  SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber Daya Manusia adalah aset utama Perusahaan yang merupakan elemen penting dalam pencapaian tujuan Perusahaan dan mempertahankan keberlangsungan Perusahaan. Setiap karyawan, baik individu maupun tim, adalah faktor penting penggerak Perusahaan yang berperforma tinggi.
Bagi Perusahaan, karyawan yang menjadi mitra strategis, perlu dikembangkan secara berkesinambungan melalui berbagai pelatihan. Perusahaan juga selalu mengharapkan karyawan untuk dapat berkontribusi dalam tugas dan tanggung jawab. Terhitung 31 Desember 2017, Perusahaan memiliki karyawan sejumlah 17,544, meningkat sekitar 2,12% dibandingkan dengan tahun lalu, sejumlah 17.179. Sebanyak 93.65% karyawan kami bekerja di Divisi Ban, selebihnya 6.35% bekerja di Divisi Kain Ban dan SBR.

A.    PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Untuk meningkatkan daya saing, Perusahaan perlu didukung dengan peningkatan kualitas dan produktivitas yang tinggi dari sumber daya manusia. PT Gajah Tunggal Tbk., memiliki komitmen dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan kompetensi seluruh karyawannya, dengan menginvestasikan Rp 1,7 miliar untuk pelatihan karyawan pada tahun 2017.
Orientasi Karyawan Baru dilakukan saat karyawan mulai bergabung, dengan sasaran utama menanamkan nilai-nilai perusahaan seperti nilai-nilai GT SPIRIT, Budaya Keselamatan Kerja, Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Lingkungan. Dalam program orientasi, tercakup pengenalan lingkungan kerja dan proses umum pembuatan ban, dengan tujuan menumbuhkan etos kerja, serta membangun rasa memiliki terhadap Perusahaan. Selanjutnya, karyawan akan mengikuti OJT (On The Job Training) sesuai area penempatan di bawah bimbingan mentor lapangan terkait, dengan tujuan membekali pengetahuan dan keterampilan kepada karyawan baru, agar dapat melaksanakan tugas sesuai tanggung jawabnya. Untuk mengikuti perkembangan kebutuhan Perusahaan, dan meningkatkan kompetensi karyawan, program-program pelatihan teknis maupun non teknis, baik yang bersifat rutin dan terjadwal terus dilaksanakan. Salah satu program yang dijalankan adalah mengundang Provider dari dalam maupun luar negeri, untuk mendapatkan pengetahuan terkini mengenai teknologi dan aplikasinya di industri ban secara global dan untuk memenuhi persyaratan Customer.
Beberapa program pelatihan yang digalakkan Perusahaan di tahun 2017 lebih menekankan pada kualitas produk, keselamatan dan produktivitas (quality, safety and productivity) dan juga pelatihan peralihan dari ISO/TS 16949:2009 ke IATF 16949:2016. Selain program-program tersebut, Perusahaan juga mengimplementasikan program Total Productive Maintenance (TPM) dan juga dilaksanakan Sharing Knowledge kepada karyawan untuk mendukung Organizational Knowledge, dan meningkatkan kompetensi serta keahlian karyawan, dalam rangka meningkatkan daya saing produk dan tumbuh kembang perusahaan secara berkelanjutan. Program lain di tahun 2017 adalah Program SLOT (Selected Learning Organization Track), yaitu Leadership GT Spirit untuk para Manager. Di tahun yang sama, juga dilakukan Progam Development untuk Sales & Marketing (Sales Presentation Skill). Ke dua jenis pelatihan ini dimaksudkan untuk menambah wawasan, kompetensi dan keahlihan sebagai bagian dari program Pengembangan Karyawan.

B.     REKRUTMEN
Sumber bakat merupakan salah satu aspek yang paling penting dari proses perekrutan. Dengan mendapatkan orang yang memiliki bakat dan keterampilan yang tepat akan mengakibatkan peningkatan kinerja Perusahaan. Melalui teknik wawancara berbasis kompetensi, tim rekrutmen melakukan identifikasi kandidat yang berpotensi dan karyawan yang memiliki karakteristik yang memiliki keahlian yang diperlukan dalam melakukan perkerjaan. Bersama dengan operasional SDM, tim rekrutmen melakukan diskusi dengan kepala Departemen secara rutin untuk memperoleh informasi yang akurat pada spesifikasi pekerjaan, profil kompetensi yang diperlukan, dan fungsi pekerjaan.
Sumber daya internal dan eksternal dapat dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di perusahaan. Rekrutmen dilakukan dengan memberikan peluang kepada karyawan untuk mendapatkan pengalaman melalui tanggung jawab dan belajar keterampilan lainnya. Proses perekrutan internal memberikan kesempatan kepada karyawan untuk perputaran pekerjaan yang sekaligus bisa merupakan promosi. Untuk rekrutmen sumber eksternal, Perusahaan masih bekerja sama dengan Career Center di beberapa perguruan tinggi, politeknik, serta seleksi di Sekolah Menengah Kejuruan di sekitar Perusahaan dan menghadiri Job Fair untuk mendapatkan kandidat yang berpotensial.
Perusahaan juga terdaftar pada Sosial Media Tenaga Profesional, yang memiliki anggota profesional baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini sangat efektif dalam menjalin network, di mana pelamar dan follower dapat melihat informasi terbaru tentang Perusahaan dan berkomunikasi dengan tim rekrutmen melalui laman Perusahaan di beberapa sosial media. Selain hal tersebut di atas, Perusahaan juga telah memiliki Halaman Karir Online, yaitu: career@gt-tires.com, yang memungkinkan pelamar untuk melihat informasi lowongan kerja dan mengirimkan lamaran kerja secara online.

C.    HUBUNGAN INDUSTRIAL
Perusahaan melandasi hubungan industrial dengan memberikan kontribusi yang terbaik, menciptakan ketenangan, dalam bekerja maupun berusaha, sehingga Perusahaan tetap bisa beradaptasi dengan dinamika ketenagakerjaan yang berbeda-beda. Hubungan industrial yang baik dan harmonis ini ditandai dengan pertemuan bi-partite secara rutin antara Manajemen dan Serikat Pekerja dalam membahas hal-hal penting yang berhubungan dengan produktivitas, kesejahteraan karyawan, baik yang normatif dan non-normatif.

D.    PENGEMBANGAN KARIR
Pengembangan karir yang berorientasi pada perkembangan Perusahaan, dalam menghadapi tantangan bisnis di masa mendatang, serta mempertimbangkan bakat, inovasi dan teknologi tinggi, di mana pekerja terbaik menjadi bagian dari pertumbuhan strategi Perusahaan.
Perusahaan berusaha untuk memenuhi tantangan masa depan dengan menyatukan pekerja dari berbagai latar belakang budaya, pendidikan serta menerapkan kemampuan para pekerja sesuai dengan bakat yang dimiliki.
Tantangan bisnis yang semakin kompetitif mengharuskan Perusahaan untuk melakukan pembinaan karier pada pekerja, yang harus dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan. Pembinaan karier merupakan salah satu kegiatan menajemen SDM yang dilaksanakan sebagai kegiatan formal yang dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan SDM lainnya.

E.     DUKUNGAN DAN MANFAAT
Sebagai aset utama dalam menjalankan bisnis, Perusahaan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi karyawan, termasuk dalam hal benefit dan fasilitas. Mengikuti kebijakan pemerintah di tahun 2015, Perusahaan telah mendaftarkan seluruh karyawannya mengikuti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan Jaminan Pensiun. Benefit-benefit ini memberikan manfaat dalam penyediaan fasilitas yang lebih luas dan penyediaan jaminan pensiun bagi karyawan.
Perusahaan juga menyediakan beberapa manfaat bagi karyawan, di antaranya asuransi kesehatan tambahan bagi sebagian karyawan, pemberian penghargaan atas masa kerja, berupa pin emas dan plakat untuk masa kerja 25 tahun. Lebih dari 250 karyawan mendapatkan pin emas pada tahun 2017.
Untuk meningkatkan kesehatan, sportifitas dan hubungan baik, Perusahaan menyediakan fasilitas beberapa cabang olahraga, di antaranya sepak bola, basket, bulutangkis, futsal dan lain-lain. Untuk memeriahkan kegiatan olah raga ini, diadakan kompetisi pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, dan juga kompetisi eksternal, baik antar perusahaan maupun instansi pemerintah. Perusahaan bertekad menciptakan lingkungan yang menarik bagi calon karyawan, serta mempertahankan karyawan yang berkualitas, yang pada akhirnya menimbulkan keterikatan karyawan, sehingga Perusahaan dapat tetap memiliki daya saing yang tinggi.

2.8  KENAIKAN PENJUALAN
Penjualan PT Gajah Tunggal Tbk terus menggelinding pada 2017. Penjualan bersih tercatat sebesar Rp 14,14 triliun pada tahun 2017 atau meningkat 3,8% dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 13,63 triliun.
Catharina Widjaja, Direktur Corporate Communication dan Hubungan Investor PT Gajah Tunggal Tbk menjelaskan pertumbuhan penjualan didorong oleh kinerja yang kuat di pasar domestik, di mana penjualan tumbuh sebesar 9,8% YoY."Kinerja domestik yang menguat ini mengimbangi kelemahan penjualan ekspor yang menurun sebesar 4,9% YoY," kata Catharina dalam keterangan pers,akhir pekan lalu.
Sementara itu marjin kotor emiten berkode saham GJTL menurun dari 23,4% pada 2016 menjadi 17,4% pada 2017. Hal ini dikarenakan meningkatnya biaya produksi, akibat dari harga bahan baku utama yang lebih tinggi."Meskipun harga karet alam menurun dari musim puncaknya menjelang akhir kuartal I-2017, dampak positif terhadap marjin kotor Perusahaan dialami pada kuartal IV-2017, dikarenakan jeda waktu seperti biasanya," tambahnya.
Kemudian, EBITDA GJTL menurun menjadi Rp 1,674 triliun 2017 atau menurun dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 2,284 triliun. GJTL juga mencatat laba bersih yang lebih rendah pada 2017 dibandingkan dengan 2016 karena adanya satu biaya yang dikeluarkan selama tahun tersebut.
Laba bersih pada 2017 tercatat sebesar Rp 45 miliar pada 2017 atau menurun dari periode tahun 2016 sebanyak Rp 626,6 miliar. "Perusahaan mencatat kerugian pada penarikan produk karena penarikan produk secara sukarela (voluntary product recall) yang dilakukan pada Juli 2017,hal ini merupakan perpanjangan dari penarikan sukarela yang dimulai pada bulan September 2016," lanjutnya.
Tahun ini, Gajah Tunggal menargetkan penjualan perseroan bisa naik 5% sampai 10%. Tahun lalu, Gajah Tunggal juga mematok pertumbuhan di angka tersebut. Sementara untuk laba bersih, Gajah Tunggal belum mau banyak membeberkan.
Gajah Tunggal tidak dapat memberikan petunjuk untuk laba bersih karena tergantung beberapa faktor, salah satunya nilai tukar mata uang US Dollar atau Rupiah. Hanya saja untuk mendapatkan kenaikan penjualan, Gajah Tunggal akan memperkuat jaringan distribusi.
Berdasarkan laporan paparan publik, Gajah Tunggal memiliki total 195 gerai ritel ban dengan rincian 135 gerai menggunakan flagship Tirezone dan 60 gerai menggunakan flaghsip Tirexpress. Lebih dari setengahnya terletak di wilayah Jawa.

 2.9  STRATEGI PEMASARAN

A.    Strategi Pemasaran Produk
PT Gajah Tunggal Tbk secara berkelanjutan terus memaksimalkan kinerjanya dengan memaksimalkan potensi pasar baik di dalam maupun di luar negeri. Pada tahun 2015, strategi pemasaran Perusahaan tetap berfokus pada upaya memperkuat ekuitas merek (Brand Equity), riset dan pengembangan produk baru, komunikasi pemasaran yang terintegrasi, distribusi dan kemitraan yang saling menguntungkan, serta perluasan bauran produk.

B.     Memperkuat Ekuitas Merek
Sepanjang tahun 2015, Perusahaan menerapkan berbagai strategi dan melakukan berbagai kegiatan pemasaran untuk memperkuat ekuitas merek (Brand Equity) guna mempertahankan kepemimpinan pasar di industri ban nasional dan meningkatkan pangsa pasar di luar negeri khususnya di ASEAN. Pengembangan produk berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen tetap menjadi prioritas disamping pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented). Perusahaan juga senantiasa berupaya untuk meningkatkan penjualan di pasar Original Equipment Manufacturing (OEM) dan memperluas jaringan distribusi secara intensif untuk semakin mendekatkan produk perusahaan dengan konsumen. Pendekatan IMC (Integrated Marketing Communication) yang menekankan pada perluasan saluran komunikasi marketing seperti iklan, publikasi, media luar ruang dan media sosial (Twitter, Facebook) dan kegiatan promosi merek yang saling memperkuat satu sama lain semakin ditingkatkan. Perusahaan juga tetap melanjutkan dukungan dengan menjadi sponsor dalam kegiatan olahraga otomotif domestik dan internasional dan juga kegiatan olahraga populer seperti sepakbola di tingkat regional ASEAN. Selain itu, berbagai pameran berskala nasional dan internasional seperti Pekan Raya Jakarta, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Indonesia International Motor Show (IIMS) dan Indonesia Trade Expo (ITE) tetap menjadi bagian dari agenda kegiatan pemasaran Perusahaan.

C.    Riset dan Pengembangan
Strategi pengembangan produk berkualitas untuk memenuhi keinginan konsumen semakin didukung oleh upaya Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /R&D) yang semakin intensif sepanjang tahun 2015. Pada tahun 2015, Perusahaan telah meluncurkan berbagai produk baru seperti GT Radial Savero SUV, Maxmiler Pro, BXT Plus and BXT Pro di segmen ban mobil penumpang, IRC Tire Ziggy, Speed King dan Fasti di segmen ban sepeda motor dan GT Miler Pro dan Lug Pro di segmen ban komersial bias, sebagai hasil dari upaya riset dan pengembangan yang dilakukan.
Perusahaan juga terus menambah tenaga ahli dan fasilitas R&D termasuk pembangunan fasilitas trek pengujian ban (proving ground) di Karawang, Jawa Barat untuk semakin memperkuat kemampuan Perusahaan dalam hal Inovasi produk. Upaya ini sejalan dengan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar Perusahaan di segmen OEM khususnya untuk ban mobil penumpang (Passenger Car Radial/PCR). Perusahaan berhasil mempertahankan posisi sebagai pemasok terbesar untuk pasar LCGC - Low Cost Green Car yang diluncurkan oleh beberapa APM (Agen Pemilik Merek) seperti Toyota Ayla, Daihatsu Agya dan Suzuki Wagon-R yang tetap menjadi primadona industri otomotif nasional di tahun 2015 dan juga menjadi pemasok ban untuk berbagai kendaraan baru yang popular seperti Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia generasi baru. Untuk ban sepeda motor, dengan dukungan dari Inoue Rubber Company (IRC) Japan, Perusahaan mampu membuat ban sepeda motor IRC Tire Speed King dan Fasti yang berteknologi tinggi dan menjadi ban andalan para pebalap motor nasional.

D.    Komunikasi Pemasaran yang Terintegrasi
Pada tahun 2015, Perusahaan melanjutkan upaya komunikasi 360 derajat untuk seluruh kegiatan pemasaran yang dilakukan. Perusahaan semakin meningkatkan penggunaan media luar ruang seperti billboard dan bridgeboard di titik-titik strategis di 17 kota di Indonesia. Perusahaan juga menambah signboard merek-merek yang dijual, di toko ban di seluruh Indonesia hingga mencapai lebih dari 1.500 toko. Perusahaan juga terus mengoptimalkan komunikasi melalui media tradisional seperti media cetak, televisi dan radio disamping terus meningkatkan penggunaan media online seperti website Perusahaan, Youtube dan media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram sebagai sarana untuk memperkenalkan, mengedukasi, memberikan customer experience, dan melakukan interaksi dengan konsumen.
Perusahaan juga semakin aktif mendukung kegiatan komunitas dan klub otomotif seperti Toyota Owners Club (TOC), Suzuki Ertiga Mania dan Mercedes-Benz Club Indonesia serta meningkatkan upaya pengenalan produk melalui kegiatan safety driving ke berbagai perusahaan dan universitas bekerja sama dengan Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI). Dukungan terhadap kegiatan olah raga otomotif terus dilakukan di tanah air seperti kejuaraan nasional speed off road, balap mobil touring, slalom dan drifting untuk mobil dan kejuaraan nasional grass track, road race, drag race dan motocross dan beberapa kejuaraan daerah untuk sepeda motor.
Selain itu, Perusahaan juga meluncurkan produk-produk terbarunya melalui ajang kegiatan Pekan Raya Jakarta (PRJ), Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Indonesia International Motor Show (IIMS) dan Pameran Dagang Indonesia (Indonesia Trade Expo).

E.     Distribusi dan Kemitraan
Pada tahun 2015, Perusahaan memiliki jaringan distribusi yang luas dengan lebih dari 1.200 outlet di seluruh Indonesia yang memasarkan produk ban kendaraan roda empat dan lebih dari 4,300 outlet di seluruh Indonesia yang memasarkan produk ban kendaraan roda dua. Perusahaan semakin mengembangkan dan memperkuat jaringan TireZone, outlet ritel modern yang dikembangkan secara internal oleh perusahaan bekerjasama dengan pemilik toko ban di seluruh Indonesia yang mencapai 115 outlet di 32 kota di Indonesia, serta bermitra dengan beberapa outlet ritel seperti 1-Station dan Ace Hardware di area Jabodetabek. Di pasar replacement, Perusahaan memiliki hubungan yang solid yang telah terjalin sejak lama dengan seluruh distributor. Beberapa di antaranya bahkan telah bermitra dengan Perusahaan selama lebih dari 30 tahun. Kemampuan distribusi di pasar replacement ini semakin ditingkatkan untuk mendukung upaya pengembangan hubungan dengan beberapa APM (Agen Pemilik Merek) dimana Gajah Tunggal menjadi supplier untuk produk OEM yang diproduksi oleh APM yang menjadi partner perusahaan di dalam maupun luar negeri seperti Toyota, Daihatsu, Suzuki, Honda, Proton hingga Volvo. Penyebaran distribusi dan penjualan kendaraan penumpang, sepeda motor dan kendaraan komersial di seluruh Indonesia dan potensi pasar Low Cost Green Car (LCGC) memungkinkan Perusahaan untuk semakin mampu menangkap peluang usaha sampai ke pelosok Nusantara.
Perusahaan memasok ban di pasar internasional melalui jaringan penjualan global yang terdapat di lebih dari 90 negara di enam benua. Penjualan di pasar ban internasional ini didukung penuh oleh aliansi strategis dengan Michelin, dimana perusahaan memproduksi ban merek tertentu untuk mereka. Michelin juga pemegang 10% saham Gajah Tunggal, sebagai bukti komitmen kemitraan dalam jangka panjang. Manajemen percaya pengaturan strategi off take ekspor dengan pemain top global untuk beberapa pasar dunia yang paling ketat mewakili pengakuan mutu produk dan reputasi oleh pasar global.

F.     Bauran Produk
Perusahaan terus melanjutkan melakukan upaya diversifikasi dan penambahan lini produk sepanjang tahun 2015. Perusahaan meluncurkan beberapa produk ban baru seperti GT Radial Savero SUV, Maxmiler Pro, BXT Plus dan BXT Pro di segmen ban mobil penumpang, IRC Tire Speedking dan Fasti dan Zeneos Milano di segmen ban sepeda motor maupun GT Miller Pro dan Lug Pro di segmen ban kendaraan komersial. Selain itu, di segmen ban mobil penumpang, Perusahaan juga menambah ukuran dari berbagai tipe ban yang diminati konsumen seperti GT Radial Champiro HPY, Savero A/T Plus dan Savero Komodo M/T Plus guna memenuhi permintaan dari segmen konsumen yang menginginkan ban inch up atau modifikasi untuk kendaraan mereka.





Referensi :

 https://market.bisnis.com/read/20180828/192/832541/gajah-tunggal-gjtl-targetkan-penjualan-tumbuh-10-hingga-akhir-tahun
http://www.gttires.com/indonesia/corporate.aspmenuid=3&classification=119&subid=120&language=2