BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada tahun 1970-an, ekonomi Jepang mulai berkembang dengan pesat.
Perusahaan-perusahaan Jepang, khusunya dalam bidang idustri ekonomi, melihat
kawasan Asia Tenggara sebagai pangsa pasar untuk menyebarkan produk-produknya. Meskipun
demikian, Indonesia menerapkan kebijakan subtitusi impor untuk melindungi basis
industrinya yang masih muda. Perusahaan-perusahaan asing yang ingin masuk ke
pasar Indonesia harus menempatkan
partner lokal yang merancang operasi perakitan di Indonesia.
Ketika pulang dari tugas di Inggris, Sjamsul Nursalim memikul tanggung
jawab dari ayahnya untuk menjalankan bisnis penjualan karet keluarga, pada
tahun 1965 di Sumatera. Dia mengerti pentingnya kualitas pada pasar dunia,
perusahaan tersebut telah mengekspor karet mentah ke Amerika Serikat dan Jepang
tahun 1950-an. Pada tahun 1969, Sjamsul menggerakkan operasinya ke Jakarta dan
bergabung dengan sebuah pabrik ban kecil NV Hock Thay Hin pada tahun 1951, yang
merupakan perusahaan yang memproduksi ban domestik untuk ban becak dan sepeda.
Lalu perusahaan mengubah namanya menjadi Gajah Tunggal tahun 1961, ketika
Sjamsul mengambil alih perusahaan yang memproduksi merek ban becak yang popular
di Indonesia tersebut.
Perekonomian pada masa orde baru tahun 1966, telah menggerakkan dan
meluncurkan perubahan ekonomi di Indonesia, yang berarti akan lbih banyak lagi
sepeda motor dan mobil. Sjamsul memutuskan bahwa masa depan gadjah tunggal
terletak pada pembuatan ban kendaraan bermotor.
Sjamsul dan perusahaannya hanya mengetahui sedikit mengenai pembuatan
ban kndaraan bermotor. Kekuatan dan standar kualitas untuk ban kendaraan
bermotor adalah jauh lebih tinggi dibanding untuk ban becak.
Gajah Tunggal memiliki suatu yang bias ditawarkan pada
perusahaan-perusahaan Jepang yang ingin menjual ban di Indonesia. Pada tahun
1970, Gadjah Tunggal mulai memproduksi ban kendaraan bermotor dibawah
kesepakatan bantuan teknis dengan Inour
Rubber Company (IRC), perusahaan ban sepeda motor terbesar di Jepang. Pada
tahun 1972, IRC memberi kekuasaan pada Gajah Tunggal untuk memproduksi 118.500
ban sepeda motor pertahun. Kekuatan produksi meningkat menjadi 1,9 juta pada
tahun 1978 yang mengharuskan gerakan ke sebuah perusahaan baru.
Pabrik yang baru menjadikan Sjamsul untuk mulai bergerak pada tujuan
utamanya yaitu pembuatan ban mobil.
Tetapi dia harus bergerak perlahan karena transisi pada pembuatan ban
mobil akan sulit. Masuk pasar harus kuat karena goodyear dan bridgestone
merupakan perusahaan ban dibawah lisensi dari B.F Goodrich, yaitu perusahaan ban utama di Amerika. Dealer dan
konsumen sudah mengena goodyear dan bridgestone sebagai ban yang bagus untuk
kendaraan mobil. Sedangkan nama gadjah tunggal terkenal sebagai ban becak.
Jepang menawarkan bantuan teknis pada tahun 1980 dengan persetujuan
Yokohama Rubber Co. (YTC), produsen ban truk dan bus yang paling besar di
Jepang. Pada tahun 1988, Gadjah Tunggal mendapatkan suatu segmen yang penting
dari pasar ban Indonesia dengan reputasi bagus pada harga yang rendah.
Gajah Tunggal telah sukses menjual ban biasa yang harganya relatif
rendah. Proses produksi Gadjah Tunggal di masa lalu adalah ketinggalan zaman,
sehingga tidak menghasilkan ban radial berkualitas tinggi yang direkomondasikan
unutk digunakan pada sedan baru.
Penjualan mobil jatuh tajam pada tahun 1992 karena mahalnya harga mobil
sedan. Tingginya harga sedan sebagian besar karena tingginya impor dan pajak
barang mewah. Sebagian lagi, kendaraan penumpang yang paling laris di Indonesia
adalah Toyota dan Kijang, sebuah minibus tinggi chassis pada bawah truk yang ringan. Daihatsu, Suzuki, Mitsubishi
dan isuzu menjual kendaraan serupa. Sistem suspense truk yang ringan tidak
memerlukan ban radial berkulitas tinggi.
Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana pada tahun 1993 untuk secara
berangsur-angsur menderegulasi industri mobil pada jangka panjang dan tenaga
ahli mngharapkan pnjualan sedan penumpang ditingkatkan.
Dengan bantuan teknis dari Yokohama Tire Company (YTC), Gajah
Tunggal melengkapi instalasi permesinan terbaru untuk menghasilkan ban radial
di dalam tahun 1993. Tujuannya adalah meningkatkan produksi sampai 900.000 ban
radial pertahun, sekitar 33% dari total produksi.
1.2 VISI DAN MISI PT.GAJAH TUNGGAL
·
V I S I
Menjadi Good Corporate Citizen dengan
posisi keuangan yang kuat, pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi perusahaan
produsen ban yang berkualitas dengan reputasi global.
·
MISI
Menjadi produsen yang memimpin dan
terpercaya sebuah portfolio produk ban yang optimal, dengan harga yang
kompetitif dan kualitas yang unggul di saat yang sama terus meningkatkan
ekuitas merek produk kami, melaksanakan tanggung jawab sosial kami, dan
memberikan profitabilitas/hasil investasi kepada para pemegang saham serta
nilai tambah untuk semua stakeholder perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH
Didirikan pada tahun 1951, PT Gajah
Tunggal Tbk. memulai produksi bannya dengan ban sepeda. Sejak itu Perusahaan
tumbuh menjadi produsen ban terpadu terbesar di Asia Tenggara.
Perusahaan memperluas produksi dengan
membuat variasi produk melalui produksi ban sepeda motor tahun 1971, diikuti
oleh ban bias untuk mobil penumpang dan niaga di tahun 1981. Awal tahun 90-an,
Perusahaan mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk.
Pada tahun 1951, PT Gajah Tunggal
didirikan untuk memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda.
Pada tahun 1973, persetujuan bantuan
teknik ditandatangani dengan Inoue Rubber Company, Jepang untuk memproduksi ban
sepeda motor.
Pada tahun 1981,perusahaan mulai
memproduksi ban bias untuk kendaraan penumpang dan niaga dengan bantuan teknik
dari Yokohama Rubber Company, Jepang.
Pada tahun ,1991 PT Gajah Tunggal Tbk
mengakuisisi GT Petrochem Industries, sebuah produsen kain ban (TC) dan benang
nilon.
Pada tahun 1993,perusahaan mulai
memproduksi secara komersial ban radial untuk mobil penumpang dan truk ringan.
Pada tahun 1995, PT Gajah Tunggal Tbk
mengakuisisi Langgeng Baja Pratama (LBP), produsen kawat baja.
Tahun 1996, PT Gajah Tunggal Tbk
mengakuisisi Meshindo Alloy Wheel Corporation, produsen velg aluminium terbesar
kedua di Indonesia. PT GT Petrochem Industries, anak perusahaan PT Gajah
Tunggal Tbk, memperluas lingkup operasinya dengan memproduksi karet sintetis,
etilena glikol, benang poliester dan serat poliester.
Pada tahun 2001 Perusahaan
membuat perjanjian produksi dengan Nokian Tyres Group, sebuah perusahaan
manufaktur ban terkemuka yang berbasis di Finlandia, untuk memproduksi beberapa
jenis ban mobil penumpang, termasuk ban untuk musim dingin (salju), untuk pasar
di luar Indonesia.
Tahun 2002 ,PT Gajah Tunggal Tbk
menyelesaikan restrukturisasinya karena timbulnya krisis keuangan Asia, yang
memungkinkan perusahaan untuk menurunkan beban hutangnya lebih dari US$ 200
juta dan mengkonversi hutang ke FRN.
Tahun 2004,selesainya restrukturisasi
Perusahaan dengan terlaksananya dekonsolidasi laporan keuangan Perusahaan
dengan PT GT Petrochem Industries dan pada saat bersamaan mengakuisisi aset TC
and SBR.Divestasi saham Langgeng Bajapratama yang merupakan produsen kawat
baja. Dimulainya perjanjian off-take dengan Michelin yang mana Gajah Tunggal
akan memproduksi 5 juta ban per tahun untuk Michelin untuk pasar ekspor hingga
tahun 2010. Peluncuran gerai-gerai TireZone.
Pada tahun 2005 ,Perusahaan
menerbitkan Obligasi Global senilai US$ 325 juta.Dana hasil dari obligasi
tersebut digunakan untuk membeli kembali sejumlah wesel bayar dan untuk
membiayai ekspansi perusahaan.Divestasi saham Meshindo Alloy Wheel yang
merupakan produsen velg aluminium. Dimulainya produksi ban untuk Michelin
melalui program off-take.
Tahun 2007, Tambahan dana sebesar US$
95 juta berasal dari penawaran tambahan obligasi global untuk membiayai
ekspansi yang sedang berjalan dan untuk pengeluaran modal guna membiayai riset
dan pengembangan produk baru. Perusahaan juga kembali memasuki pasar modal
dengan melakukan emisi saham dengan perbandingan 10:1 dengan nilai emisi
sebesar Rp 158,4 milyar (sekitar US$ 17 juta) untuk memenuhi kebutuhan modal
kerja.
Tahun 2009 Perusahaan berhasil
menyelesaikan penawaran pertukaran terhadap obligasi yang belum dibayarkan.
Gajah Tunggal juga merupakan penerima beberapa penghargaan, sebagian besar
penghargaan ‘Anugerah Produk Asli Indonesia. Tahun 2009 dari Bisnis Indonesia.
Perusahaan juga menerima sertifikasi ISO 14001 untuk sistem manajemennya.
Tahun 2010,Peluncuran Champiro Eco,
ban Indonesia pertama yang ramah lingkungan, oleh Menteri Perdagangan ibu Mari
Pangestu.
2.2 PROFIL
PERUSAHAAN
a.
PT. GAJAH TUNGGAL,Tbk
PT. Gajah Tunggal,Tbk yang memliki
brand produk "A Leading Tire Manufacturer in South
East Asia" merupakan produsen ban dalam urutan 20 besar
di dunia yang memproduksi ban mencangkup wilayah Asia Tenggara dan masuk dalam
20 besar produsen ban di dunia. Perusahaan Gadjah Tunggal didirikan pada tahun
1951 dengan pabrik ban sepeda, dan perusahaan mulai melakukan ekspansi dengan
meningkatkan kemampuan dan pertama mendiversifikasi ban motor dan ban untuk
alat transportasi umum.
b.
PABRIK KELAS DUNIA
Perusahaan
terus-menerus meningkatkan kualitas produk. Hal ini terlihat dari pencapaian
perusahaan dalam memperoleh ISO 9002 untuk kualitas produksi ban radial pada
tahun 1995. pada tahun 1997 pabrik ban radial memproleh sertifikasi ISO 9001
untuk kualitas desain pengembangan dan sistem instalansi. Pada tahun 2002 Gajah
Tunggal memperoleh sertifikasi dalam industri otomotif, di ISO 9000 dari TUY
Internasional. Dan pada tahun 2004 perusahaan memperoleh ISO/TS 16949 yang
merupakan afgret dengan QS 9000,
perusahaan juga memperoleh sertifikasi kualitas dari berbagai Negara termasuk
E-Mark dari komunitas Negara-negara eropa. Perusahaan sekarang ini
mengoprasikan 5 pabrik ban yang memproduksi bermacam-macam tipe dan ukuran ban
dari radial, bias, ban sepeda motor dan 2 pabrik yang berhubungan dengan ban.
c.
PERUSAHAAN MANUFAKTUR BAN YANG
TERINTEGRASI
Perusahaan
terus mengurangi biaya produksi dengan melakukan strategi integrasi vertikal
dimana perusahaan mengakuisisi aset yang memproduksi bahan baku kunci.
Perusahaan itu telah mengintegrasi asset yang memproduksi cord ban dan karet
sintetis untuk mensuplai bahan baku dalam operasi pembuatan ban. Sekitar
separuh dari produksi cord ban dan
karet sintetis di gunakan dalam produksi GT ban, separuhnya dijual ke pihak
lain. Kontrol perusahaan terhadap pabrik karet sintesisnus dan merupakan
satu-satunya produsen SBR di Indonesia. Dan cord ban perusahaan menyebabkan
perusahaan memperoleh prioritas suplai sehingga menyebabkan prusahaan dapat
meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan biaya.
d.
JARINGAN DISTRIBUSI GLOBAL
Perusahaan
telah meningkatkan jaringan domestik dan internasional. produk dari Gajah
Tunggal di pasarkan di lebih dari 100 negara dan dapat dibeli di lebih dari
5000 outlet retailer di seluruh dunia.
Gajah tunggal melakukan jaringan penjualan dan distribusi yang efektif,
yaitu:
§ Distributor GT
telah mendistribusikan produk Perusahaan rata-rata lebih dari 20 tahun
§ Perusahaan memiliki
lebih dari 75 distributor di seluruh dunia
§ Sebagai tambahan,
GT telah menjual ban di 8 gerai CARREFOUR di Indonesia dan produk GT juga
§ tersedia 30 gerai
ritel di 16 kota di seluruh Indonesia dengan nama TireZone.
§
Perusahaan memliki sumber daya pemasaran yang
berdedikasi tinggi (rata-rata sudah 8 tahun bekerja di GT).
e.
STRUKTUR KORPORASI
Gajah Tunggal
adalah sebuah pabrik ban kelas dunia, tetap melakukan peningkatan kualitas
produksi untuk bersaing dengan mengimplementasikan strategi. Gajah Tunggal
berkonsentrasi pada keuntungan dengan melakukan integrasi vertikal dengan
adanya sinergi aktivitasnya. Perusahaan juga mulai menggunakan teknologi yang
lebih modern dan memperluas operasi internasionalnya. Gajah Tunggal menggunakan
strategi harga rendah dengan melakukan intergrasi vertikal dalam operasinya.
Gambar 3.1 Integrasi Vertikal dan
Diversifikasi (2007)
2.3 Tinjauan licensing pada PT.
Gajah Tunggal Tbk.
Pada bulan Mei 2004, Gajah Tunggal melakukan
kerjasama bisnis yang berfokus pada pembuatan ban mobil
penumpang untuk pasar dengan Michelin, salah satu perusahaan ban terkemuka di dunia yang juga
merupakan pemegang saham baru Perusahaan dan memiliki 10% saham Perusahaan.
Melalui perjanjian off-take, Gajah Tunggal setuju untuk memproduksi
beberapa merk ban dalam group Michelin, namun tidak termasuk merk Michelin,
untuk pasar di luar Indonesia. Berdasarkan perjanjian distribusi, Michelin akan
mendistribusikan ban-ban Michelin & BF Goodrich melalui jaringan distribusi
Perusahaan di Indonesia. Gajah Tunggal juga melaksanakan kerjasama lisensi
dengan Inoue Rubber Company (IRC), perusahaan ban sepeda motor
terkemuka di Jepang, untuk memproduksi dan menjual ban sepeda motor dengan
merek IRC di Indonesia sejak tahun 1973.
Pada akhir
2004 perusahaan mempunyai 10.521 pegawai dimana sebelumnya pada tahun 2003
perusahaan mempunyai 15.049 pegawai dari 10.521 pegawai, 8.159 bekerja di
divisi ban, 1.250 bekerja di divisi cord ban, 340 di divisi karet sintetik, 722
di PT. Meshindo Alloy Wheell.
2.4 Tinjauan investment pada PT.
Gajah Tunggal Tbk.
Produsen ban
PT. Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) akan membangun pabrik ban radial dan ban sepeda
motor dalam kurun waktu tiga tahun ini. Nilai investasi masing-masing pabrik
sebesar US$100 juta dan US$70 juta. Pembangunan pabrik baru ini, seiring dengan
meningkatnya permintaan dan adanya capacity
demand dari Michelin dan GT. Perseroan menargetkan kapasitas produksi
setelah adanya pabrik baru untuk ban radial akan naik 50% menjadi 45 ribu ban
per hari pada akhir tahun 2008. sedangkan kapasitas produksi ban sepeda motor
tahun 2009 akan menjadi 105 ribu ban dan 155 ribu ban per hari.
Gajah Tunggal
merupakan produsen ban terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Tiga produk
utama perseroan adalah ban radial, ban bias, dan ban sepeda motor, untuk
kendaraan penumpang, bus, truk, dan sepeda motor. Kapasitas produksi saat ini
ban radial 30ribu ban per hari, ban sepeda motor 37 ribu ban per hari dan ban
bias 12 ribu ban per hari. Secara rata-rata pangsa pasar Gajah Tunggal adalah
18% ban radial, 58% ban sepeda motor dan 37%ban bias.
Dana
pengembangan pabrik tersebut diambil dari hasil penerbitan obligasi yang
dilakukan pada juli lalu sebesar US$325 juta. Obligasi ini memberikan tingkat
kupon bunga sebesar 10.25% per tahun
dengan jangka waktu lima tahun yang akan jatuh tempo pada 2010.
Obligasi ini
dikeluarkan anak usaha Gajah Tunggal yang ada di Belanda dengan di jamin oleh
induk perusahaan. Dana dari hasil penerbitan obligasi sebesar US$220 juta ini
di gunakan untuk melunasi sebagian floating rate note (FRN) dan sisanya untuk
ekspansi usaha.
Komposisi
pemegang saham perseroan ini adalah Garibaldi Venture Fund ltd sebesar 43.6%,
Global Union Fiber Investment Ltd sebesar 11%, Compagnie Financiere Michelin
sebesar 10%, dan publik 35.4%.
2.5 Tinjauan Strategic Alliances
pada PT. Gajah Tunggal Tbk.
Perusahaan Gajah Tunggal merupakan produsen
ban yang dikontrak oleh beberapa perusahaan ban terkemuka di dunia. Gajah
Tunggal pernah memproduksi ban bagi perusahaan-perusahaan ban terkemuka seperti
Yohohama
dan Pirelli. Berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, kontrak-kontrak
ini telah dihentikan pada tahun 1995 dan tahun 2001. Sejak tahun 2001 Gajah
Tunggal melakukan kerjasama produksi dengan Nokian Tyres Group,
sebuah Perusahaan ban terkemuka dari Finlandia, untuk memproduksi ban mobil
berpenumpang, termasuk ban musim dingin (salju), untuk pasar di luar Indonesia.
2.6 Tinjauan Market Expansion Strategy
pada PT. Gajah Tunggal Tbk.
Gajah
Tunggal memang sudah menjadi perusahaan taraf Internasional, bukan saja karena
jumlah ekspor perusahaan yang mencapai 46 persen dari total penjualan
perusahaan pada tahun 2007, tapi juga karena berbagai standarisasi dan
sertifikasi internasional yang berhasil diperolehnya, antara lain: E-Mark
(Eropa), TUV CERT (Jerman), BPS (Filipina), Inmetro (Brazil), PAI (Kuwait),
SASO (Arab Saudi), dan BVQI (Kolumbia). Ini tentunya mempermudah GJTL untuk
menembus pasar internasional, terutama Eropa, yang sangat ketat dalam hal
standarisasi produk.
Karena
itu, kalau kita melakukan search di google.com (bukan yang versi Indonesia)
dengan keyword “GT Radial”, kebanyakan hasil di halaman utama adalah mengenai
penggunaan ban merek ini di negara-negara seperti Australia, Kanada, dan
Inggris. Memang produk ini cukup dikenal sebagai sebagai ban pilihan untuk
pembeli yang value oriented di berbagai negara. Beberapa masyarakat Indonesia
pun mungkin awalnya juga tidak menyangka kalau merek ini berasal dari
Indonesia, sebelum menyadari bahwa GT adalah singkatan dari Gajah Tunggal.
Dengan
kemampuan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar internasional, Gajah
Tunggal berhasil mendapatkan kepercayaan dari merek-merek luar negeri yang
ingin melakukan produksi ban di Indonesia. Dua perusahaan yang dulu pernah
bekerja sama adalah Pirelli (hingga 2001) dan Yokohama (hingga 1995). Sedangkan
perusahaan dunia yang kini masih mempercayai Gajah Tunggal untuk produksi merek
ban mereka adalah Nokian sejak 2001 dan Michelin sejak 2004. Kepercayaan
Michelin yang tinggi terhadap Gajah Tunggal mungkin dapat dilihat dari volume
produksi yang dilakukan. Tahun 2007, Gajah Tunggal memproduksi sekitar 2,1 juta
ban untuk mereka, dengan target kedepan sebesar 5 juta ban per tahun pada tahun
2010.
Demi
untuk mendukung berbagai kerjasama external ini mungkin alasan mengapa Gajah
Tunggal mulai melakukan langkah ekspansi pada tahun 2005. Target
perusahaan adalah meningkatkan kapasitas produksi ban radial menjadi 45.000 ban
per hari dari 30.000 perhari saat ini, dan kapasitas produksi ban sepeda motor
menjadi 105.000 ban per hari dari sekitar 40.000 per hari saat ini.
Dengan
kekuatan ini, ditambah pengalaman selama 30 tahun di industri ban, serta
didukung lebih dari 10 ribu karyawan, Gajah Tunggal memang bisa dikatakan
sebagai salah satu raksasa industri ban di Indonesia. Tapi tentunya perusahaan
tetap ingin memperkuat posisinya, terutama di pasar dimana mereka masih belum
menjadi pemain yang kuat. Salah satunya adalah pasar replacement tire ban
radial, dimana Gajah Tunggal baru memegang sekitar 20 persen pangsa pasar.
Upaya
Gajah Tunggal untuk meningkatkan pasar ban radial domestik adalah dengan
mengembangkan Tirezone. Gerai retail ban yang juga menawarkan
pelayanan modern ini berfungsi sebagai outlet produk GT Radial, Michelin, dan
juga BF Goodrich. Tirezone kini memiliki 30 cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia. Tirezone adalah buah kerjasama dengan Michelin yang notabene
memiliki 10 persen dari saham Gajah Tunggal.
Dengan
mampu terus berkembang memasuki pasar yang potensial ke depan, seperti pasar
replacement tire ban radial dan juga pasar OEM, didukung dengan kerjasama yang
kuat dengan berbagai perusahaan kelas dunia, Gajah Tunggal akan berkembang
menjadi salah satu produsen ban yang diperhitungkan tidak hanya di Indonesia,
ataupun Asia, tapi juga di dunia.
2.7 SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber Daya Manusia adalah aset utama
Perusahaan yang merupakan elemen penting dalam pencapaian tujuan Perusahaan dan
mempertahankan keberlangsungan Perusahaan. Setiap karyawan, baik individu
maupun tim, adalah faktor penting penggerak Perusahaan yang berperforma tinggi.
Bagi Perusahaan, karyawan yang menjadi mitra
strategis, perlu dikembangkan secara berkesinambungan melalui berbagai
pelatihan. Perusahaan juga selalu mengharapkan karyawan untuk dapat
berkontribusi dalam tugas dan tanggung jawab. Terhitung 31 Desember 2017,
Perusahaan memiliki karyawan sejumlah 17,544, meningkat sekitar 2,12%
dibandingkan dengan tahun lalu, sejumlah 17.179. Sebanyak 93.65% karyawan kami
bekerja di Divisi Ban, selebihnya 6.35% bekerja di Divisi Kain Ban dan SBR.
A. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Untuk meningkatkan daya saing, Perusahaan
perlu didukung dengan peningkatan kualitas dan produktivitas yang tinggi dari
sumber daya manusia. PT Gajah Tunggal Tbk., memiliki komitmen dalam upaya
meningkatkan dan mengembangkan kompetensi seluruh karyawannya, dengan
menginvestasikan Rp 1,7 miliar untuk pelatihan karyawan pada tahun 2017.
Orientasi Karyawan Baru dilakukan saat karyawan
mulai bergabung, dengan sasaran utama menanamkan nilai-nilai perusahaan seperti
nilai-nilai GT SPIRIT, Budaya Keselamatan Kerja, Sistem Manajemen Mutu dan
Sistem Manajemen Lingkungan. Dalam program orientasi, tercakup pengenalan
lingkungan kerja dan proses umum pembuatan ban, dengan tujuan menumbuhkan etos
kerja, serta membangun rasa memiliki terhadap Perusahaan. Selanjutnya, karyawan
akan mengikuti OJT (On The Job Training) sesuai area penempatan di bawah
bimbingan mentor lapangan terkait, dengan tujuan membekali pengetahuan dan
keterampilan kepada karyawan baru, agar dapat melaksanakan tugas sesuai
tanggung jawabnya. Untuk mengikuti perkembangan kebutuhan Perusahaan, dan
meningkatkan kompetensi karyawan, program-program pelatihan teknis maupun non
teknis, baik yang bersifat rutin dan terjadwal terus dilaksanakan. Salah satu
program yang dijalankan adalah mengundang Provider dari dalam maupun luar
negeri, untuk mendapatkan pengetahuan terkini mengenai teknologi dan
aplikasinya di industri ban secara global dan untuk memenuhi persyaratan
Customer.
Beberapa program pelatihan yang digalakkan
Perusahaan di tahun 2017 lebih menekankan pada kualitas produk, keselamatan dan
produktivitas (quality, safety and productivity) dan juga pelatihan peralihan
dari ISO/TS 16949:2009 ke IATF 16949:2016. Selain program-program tersebut,
Perusahaan juga mengimplementasikan program Total Productive Maintenance (TPM)
dan juga dilaksanakan Sharing Knowledge kepada karyawan untuk mendukung
Organizational Knowledge, dan meningkatkan kompetensi serta keahlian karyawan,
dalam rangka meningkatkan daya saing produk dan tumbuh kembang perusahaan
secara berkelanjutan. Program lain di tahun 2017 adalah Program SLOT (Selected
Learning Organization Track), yaitu Leadership GT Spirit untuk para Manager. Di
tahun yang sama, juga dilakukan Progam Development untuk Sales & Marketing
(Sales Presentation Skill). Ke dua jenis pelatihan ini dimaksudkan untuk
menambah wawasan, kompetensi dan keahlihan sebagai bagian dari program
Pengembangan Karyawan.
B. REKRUTMEN
Sumber bakat merupakan salah satu aspek yang
paling penting dari proses perekrutan. Dengan mendapatkan orang yang memiliki
bakat dan keterampilan yang tepat akan mengakibatkan peningkatan kinerja
Perusahaan. Melalui teknik wawancara berbasis kompetensi, tim rekrutmen
melakukan identifikasi kandidat yang berpotensi dan karyawan yang memiliki
karakteristik yang memiliki keahlian yang diperlukan dalam melakukan
perkerjaan. Bersama dengan operasional SDM, tim rekrutmen melakukan diskusi
dengan kepala Departemen secara rutin untuk memperoleh informasi yang akurat
pada spesifikasi pekerjaan, profil kompetensi yang diperlukan, dan fungsi
pekerjaan.
Sumber daya internal dan eksternal dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di perusahaan. Rekrutmen
dilakukan dengan memberikan peluang kepada karyawan untuk mendapatkan
pengalaman melalui tanggung jawab dan belajar keterampilan lainnya. Proses
perekrutan internal memberikan kesempatan kepada karyawan untuk perputaran
pekerjaan yang sekaligus bisa merupakan promosi. Untuk rekrutmen sumber
eksternal, Perusahaan masih bekerja sama dengan Career Center di beberapa
perguruan tinggi, politeknik, serta seleksi di Sekolah Menengah Kejuruan di
sekitar Perusahaan dan menghadiri Job Fair untuk mendapatkan kandidat yang
berpotensial.
Perusahaan juga terdaftar pada Sosial Media
Tenaga Profesional, yang memiliki anggota profesional baik di dalam maupun di
luar negeri. Hal ini sangat efektif dalam menjalin network, di mana pelamar dan
follower dapat melihat informasi terbaru tentang Perusahaan dan berkomunikasi
dengan tim rekrutmen melalui laman Perusahaan di beberapa sosial media. Selain
hal tersebut di atas, Perusahaan juga telah memiliki Halaman Karir Online,
yaitu: career@gt-tires.com, yang memungkinkan pelamar untuk melihat informasi
lowongan kerja dan mengirimkan lamaran kerja secara online.
C. HUBUNGAN INDUSTRIAL
Perusahaan melandasi hubungan industrial
dengan memberikan kontribusi yang terbaik, menciptakan ketenangan, dalam
bekerja maupun berusaha, sehingga Perusahaan tetap bisa beradaptasi dengan
dinamika ketenagakerjaan yang berbeda-beda. Hubungan industrial yang baik dan
harmonis ini ditandai dengan pertemuan bi-partite secara rutin antara Manajemen
dan Serikat Pekerja dalam membahas hal-hal penting yang berhubungan dengan
produktivitas, kesejahteraan karyawan, baik yang normatif dan non-normatif.
D.
PENGEMBANGAN KARIR
Pengembangan karir yang berorientasi pada perkembangan
Perusahaan, dalam menghadapi tantangan bisnis di masa mendatang, serta
mempertimbangkan bakat, inovasi dan teknologi tinggi, di mana pekerja terbaik
menjadi bagian dari pertumbuhan strategi Perusahaan.
Perusahaan berusaha untuk memenuhi tantangan
masa depan dengan menyatukan pekerja dari berbagai latar belakang budaya,
pendidikan serta menerapkan kemampuan para pekerja sesuai dengan bakat yang
dimiliki.
Tantangan bisnis yang semakin kompetitif
mengharuskan Perusahaan untuk melakukan pembinaan karier pada pekerja, yang
harus dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan. Pembinaan karier
merupakan salah satu kegiatan menajemen SDM yang dilaksanakan sebagai kegiatan
formal yang dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan SDM lainnya.
E. DUKUNGAN DAN MANFAAT
Sebagai aset utama dalam menjalankan bisnis,
Perusahaan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi karyawan, termasuk dalam
hal benefit dan fasilitas. Mengikuti kebijakan pemerintah di tahun 2015,
Perusahaan telah mendaftarkan seluruh karyawannya mengikuti BPJS Kesehatan,
BPJS Ketenagakerjaan dan Jaminan Pensiun. Benefit-benefit ini memberikan
manfaat dalam penyediaan fasilitas yang lebih luas dan penyediaan jaminan
pensiun bagi karyawan.
Perusahaan juga menyediakan beberapa manfaat
bagi karyawan, di antaranya asuransi kesehatan tambahan bagi sebagian karyawan,
pemberian penghargaan atas masa kerja, berupa pin emas dan plakat untuk masa
kerja 25 tahun. Lebih dari 250 karyawan mendapatkan pin emas pada tahun 2017.
Untuk meningkatkan kesehatan, sportifitas dan
hubungan baik, Perusahaan menyediakan fasilitas beberapa cabang olahraga, di
antaranya sepak bola, basket, bulutangkis, futsal dan lain-lain. Untuk
memeriahkan kegiatan olah raga ini, diadakan kompetisi pada Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia, dan juga kompetisi eksternal, baik antar
perusahaan maupun instansi pemerintah. Perusahaan bertekad menciptakan
lingkungan yang menarik bagi calon karyawan, serta mempertahankan karyawan yang
berkualitas, yang pada akhirnya menimbulkan keterikatan karyawan, sehingga
Perusahaan dapat tetap memiliki daya saing yang tinggi.
2.8 KENAIKAN PENJUALAN
Penjualan PT Gajah Tunggal Tbk terus
menggelinding pada 2017. Penjualan bersih tercatat sebesar Rp 14,14 triliun
pada tahun 2017 atau meningkat 3,8% dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp
13,63 triliun.
Catharina Widjaja,
Direktur Corporate Communication dan Hubungan Investor PT Gajah Tunggal Tbk
menjelaskan pertumbuhan penjualan didorong oleh kinerja yang kuat di pasar
domestik, di mana penjualan tumbuh sebesar 9,8% YoY."Kinerja domestik yang
menguat ini mengimbangi kelemahan penjualan ekspor yang menurun sebesar 4,9%
YoY," kata Catharina dalam keterangan pers,akhir pekan lalu.
Sementara itu
marjin kotor emiten berkode saham GJTL menurun dari 23,4% pada 2016 menjadi
17,4% pada 2017. Hal ini dikarenakan meningkatnya biaya produksi, akibat dari
harga bahan baku utama yang lebih tinggi."Meskipun harga karet alam menurun
dari musim puncaknya menjelang akhir kuartal I-2017, dampak positif terhadap
marjin kotor Perusahaan dialami pada kuartal IV-2017, dikarenakan jeda waktu
seperti biasanya," tambahnya.
Kemudian, EBITDA
GJTL menurun menjadi Rp 1,674 triliun 2017 atau menurun dari periode tahun
sebelumnya sebesar Rp 2,284 triliun. GJTL juga mencatat laba bersih yang lebih
rendah pada 2017 dibandingkan dengan 2016 karena adanya satu biaya yang
dikeluarkan selama tahun tersebut.
Laba bersih pada
2017 tercatat sebesar Rp 45 miliar pada 2017 atau menurun dari periode tahun
2016 sebanyak Rp 626,6 miliar. "Perusahaan
mencatat kerugian pada penarikan produk karena penarikan produk secara sukarela
(voluntary product recall) yang dilakukan pada Juli 2017,hal ini merupakan
perpanjangan dari penarikan sukarela yang dimulai pada bulan September
2016," lanjutnya.
Tahun ini, Gajah
Tunggal menargetkan penjualan perseroan bisa naik 5% sampai 10%. Tahun lalu,
Gajah Tunggal juga mematok pertumbuhan di angka tersebut. Sementara untuk laba
bersih, Gajah Tunggal belum mau banyak membeberkan.
Gajah Tunggal tidak dapat memberikan petunjuk untuk laba bersih karena
tergantung beberapa faktor, salah satunya nilai tukar mata uang US Dollar atau
Rupiah. Hanya saja untuk mendapatkan kenaikan
penjualan, Gajah Tunggal akan memperkuat jaringan distribusi.
Berdasarkan laporan
paparan publik, Gajah Tunggal memiliki total 195 gerai ritel ban dengan rincian
135 gerai menggunakan flagship Tirezone dan 60 gerai menggunakan flaghsip
Tirexpress. Lebih dari setengahnya terletak di wilayah Jawa.
2.9 STRATEGI PEMASARAN
A.
Strategi Pemasaran Produk
PT Gajah Tunggal Tbk
secara berkelanjutan terus memaksimalkan kinerjanya dengan memaksimalkan
potensi pasar baik di dalam maupun di luar negeri. Pada tahun 2015, strategi
pemasaran Perusahaan tetap berfokus pada upaya memperkuat ekuitas merek (Brand
Equity), riset dan pengembangan produk baru, komunikasi pemasaran yang
terintegrasi, distribusi dan kemitraan yang saling menguntungkan, serta
perluasan bauran produk.
B. Memperkuat Ekuitas
Merek
Sepanjang tahun 2015, Perusahaan
menerapkan berbagai strategi dan melakukan berbagai kegiatan pemasaran untuk
memperkuat ekuitas merek (Brand Equity) guna mempertahankan kepemimpinan
pasar di industri ban nasional dan meningkatkan pangsa pasar di luar negeri
khususnya di ASEAN. Pengembangan produk berkualitas sesuai dengan keinginan
konsumen tetap menjadi prioritas disamping pelaksanaan kegiatan yang
berorientasi pada pelanggan (customer oriented). Perusahaan juga senantiasa berupaya
untuk meningkatkan penjualan di pasar Original Equipment Manufacturing (OEM)
dan memperluas jaringan distribusi secara intensif untuk semakin mendekatkan
produk perusahaan dengan konsumen. Pendekatan IMC (Integrated Marketing
Communication) yang menekankan pada perluasan saluran komunikasi marketing
seperti iklan, publikasi, media luar ruang dan media sosial (Twitter, Facebook)
dan kegiatan promosi merek yang saling memperkuat satu sama lain semakin
ditingkatkan. Perusahaan juga tetap melanjutkan dukungan dengan menjadi sponsor
dalam kegiatan olahraga otomotif domestik dan internasional dan juga kegiatan
olahraga populer seperti sepakbola di tingkat regional ASEAN. Selain itu,
berbagai pameran berskala nasional dan internasional seperti Pekan Raya
Jakarta, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Indonesia
International Motor Show (IIMS) dan Indonesia Trade Expo (ITE) tetap menjadi
bagian dari agenda kegiatan pemasaran Perusahaan.
C. Riset dan Pengembangan
Strategi pengembangan
produk berkualitas untuk memenuhi keinginan konsumen semakin didukung oleh
upaya Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /R&D)
yang semakin intensif sepanjang tahun 2015. Pada tahun 2015, Perusahaan telah
meluncurkan berbagai produk baru seperti GT Radial Savero SUV, Maxmiler Pro,
BXT Plus and BXT Pro di segmen ban mobil penumpang, IRC Tire Ziggy, Speed King
dan Fasti di segmen ban sepeda motor dan GT Miler Pro dan Lug Pro di segmen ban
komersial bias, sebagai hasil dari upaya riset dan pengembangan yang dilakukan.
Perusahaan juga terus
menambah tenaga ahli dan fasilitas R&D termasuk pembangunan fasilitas trek
pengujian ban (proving ground) di Karawang, Jawa Barat untuk semakin memperkuat
kemampuan Perusahaan dalam hal Inovasi produk. Upaya ini sejalan dengan
strategi untuk meningkatkan pangsa pasar Perusahaan di segmen OEM khususnya
untuk ban mobil penumpang (Passenger Car Radial/PCR). Perusahaan berhasil
mempertahankan posisi sebagai pemasok terbesar untuk pasar LCGC - Low Cost
Green Car yang diluncurkan oleh beberapa APM (Agen Pemilik Merek) seperti
Toyota Ayla, Daihatsu Agya dan Suzuki Wagon-R yang tetap menjadi primadona
industri otomotif nasional di tahun 2015 dan juga menjadi pemasok ban untuk
berbagai kendaraan baru yang popular seperti Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia
generasi baru. Untuk ban sepeda motor, dengan dukungan dari Inoue Rubber
Company (IRC) Japan, Perusahaan mampu membuat ban sepeda motor IRC Tire
Speed King dan Fasti yang berteknologi tinggi dan menjadi ban andalan para
pebalap motor nasional.
D. Komunikasi Pemasaran
yang Terintegrasi
Pada tahun 2015,
Perusahaan melanjutkan upaya komunikasi 360 derajat untuk seluruh kegiatan
pemasaran yang dilakukan. Perusahaan semakin meningkatkan penggunaan media luar
ruang seperti billboard dan bridgeboard di titik-titik strategis
di 17 kota di Indonesia. Perusahaan juga menambah signboard merek-merek yang
dijual, di toko ban di seluruh Indonesia hingga mencapai lebih dari 1.500 toko.
Perusahaan juga terus mengoptimalkan komunikasi melalui media tradisional
seperti media cetak, televisi dan radio disamping terus meningkatkan penggunaan
media online seperti website Perusahaan, Youtube dan media sosial
seperti Facebook, Twitter dan Instagram sebagai sarana untuk memperkenalkan,
mengedukasi, memberikan customer experience, dan melakukan interaksi dengan
konsumen.
Perusahaan juga semakin
aktif mendukung kegiatan komunitas dan klub otomotif seperti Toyota Owners
Club (TOC), Suzuki Ertiga Mania dan Mercedes-Benz Club Indonesia serta
meningkatkan upaya pengenalan produk melalui kegiatan safety driving ke
berbagai perusahaan dan universitas bekerja sama dengan Safety Defensive
Consultant Indonesia (SDCI). Dukungan terhadap kegiatan olah raga otomotif
terus dilakukan di tanah air seperti kejuaraan nasional speed off road,
balap mobil touring, slalom dan drifting untuk mobil dan kejuaraan nasional grass
track, road race, drag race dan motocross dan beberapa kejuaraan
daerah untuk sepeda motor.
Selain itu, Perusahaan
juga meluncurkan produk-produk terbarunya melalui ajang kegiatan Pekan Raya
Jakarta (PRJ), Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Indonesia
International Motor Show (IIMS) dan Pameran Dagang Indonesia (Indonesia Trade
Expo).
E. Distribusi dan
Kemitraan
Pada tahun 2015,
Perusahaan memiliki jaringan distribusi yang luas dengan lebih dari 1.200 outlet
di seluruh Indonesia yang memasarkan produk ban kendaraan roda empat dan
lebih dari 4,300 outlet di seluruh Indonesia yang memasarkan produk ban
kendaraan roda dua. Perusahaan semakin mengembangkan dan memperkuat jaringan
TireZone, outlet ritel modern yang dikembangkan secara internal oleh
perusahaan bekerjasama dengan pemilik toko ban di seluruh Indonesia yang
mencapai 115 outlet di 32 kota di Indonesia, serta bermitra dengan
beberapa outlet ritel seperti 1-Station dan Ace Hardware di area
Jabodetabek. Di pasar replacement, Perusahaan memiliki hubungan yang solid yang
telah terjalin sejak lama dengan seluruh distributor. Beberapa di antaranya
bahkan telah bermitra dengan Perusahaan selama lebih dari 30 tahun. Kemampuan
distribusi di pasar replacement ini semakin ditingkatkan untuk mendukung upaya
pengembangan hubungan dengan beberapa APM (Agen Pemilik Merek) dimana Gajah
Tunggal menjadi supplier untuk produk OEM yang diproduksi oleh APM yang
menjadi partner perusahaan di dalam maupun luar negeri seperti Toyota,
Daihatsu, Suzuki, Honda, Proton hingga Volvo. Penyebaran distribusi dan
penjualan kendaraan penumpang, sepeda motor dan kendaraan komersial di seluruh
Indonesia dan potensi pasar Low Cost Green Car (LCGC) memungkinkan
Perusahaan untuk semakin mampu menangkap peluang usaha sampai ke pelosok
Nusantara.
Perusahaan memasok ban
di pasar internasional melalui jaringan penjualan global yang terdapat di lebih
dari 90 negara di enam benua. Penjualan di pasar ban internasional ini didukung
penuh oleh aliansi strategis dengan Michelin, dimana perusahaan memproduksi ban
merek tertentu untuk mereka. Michelin juga pemegang 10% saham Gajah Tunggal,
sebagai bukti komitmen kemitraan dalam jangka panjang. Manajemen percaya
pengaturan strategi off take ekspor dengan pemain top global untuk
beberapa pasar dunia yang paling ketat mewakili pengakuan mutu produk dan
reputasi oleh pasar global.
F. Bauran Produk
Perusahaan terus
melanjutkan melakukan upaya diversifikasi dan penambahan lini produk sepanjang
tahun 2015. Perusahaan meluncurkan beberapa produk ban baru seperti GT Radial
Savero SUV, Maxmiler Pro, BXT Plus dan BXT Pro di segmen ban mobil penumpang,
IRC Tire Speedking dan Fasti dan Zeneos Milano di segmen ban sepeda motor
maupun GT Miller Pro dan Lug Pro di segmen ban kendaraan komersial. Selain itu,
di segmen ban mobil penumpang, Perusahaan juga menambah ukuran dari berbagai
tipe ban yang diminati konsumen seperti GT Radial Champiro HPY, Savero A/T Plus
dan Savero Komodo M/T Plus guna memenuhi permintaan dari segmen konsumen yang
menginginkan ban inch up atau modifikasi untuk kendaraan mereka.